Memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi

Minggu, 26 Januari 2020

Tarling

Tarling dan Jenisnya Tarling merupakan salah satu jenis kesenian daerah Cirebon, bercirikan permainan instrumen musik gitar dan suling. Musik dan vokal yang dihasilkan berlaras pelog. Tarling senantiasa akan berubah, seperti yang telah terjadi dan diamati pada beberapa karya seni/musik Tarling, sejak awal perkembangannya hingga sekarang. Pergeseran atau perubahan tersebut, tidak hanya menyangkut materi musik saja, melainkan pada pergeseran minat atau pandangan masyarakat Cirebon terhadap musik Tarling. Kesenian Tarling saat ini mengalami kesulitan untuk kembali menjadi primadona kesenian dalam masyarakat Cirebon. Kehadiram musik selain musik Tarling, dilain pihak dapat menambah atau memperkaya modifikasi bentuk karya musik Tarling seperti masuknya unsur-unsur asing yang dianggap positif diasimilisasikan ataupun dikawinkan dengan musik Tarling yang telah ada. Kata Tarling berasal dari singkatan dua buah nama alat musik, yakni: gitar, dan suling. 

   Pengertian Tarling dibawah ini lebih mendekati pengertian Tarling yang lebih lengkap, jika dilihat dari sudut pandang pendekatan sejarah dan teori musik, adalah sebagaimana yang terdapat pada Ensiklopedi Indonesia, yakni: Tarling: musik tradisional muda khas Cirebon, alat musiknya yang utama terdiri dari gitar dan suling. Singkatan dari gi – tar su – ling inilah asal nama musik Tarling itu. Lagu-lagu yang dimainkan adalah laras pelog yang swarantaranya didekatkan kepada skala diatonik. Dalam nyanyian vokal, laras pelognya tetap dipertahankan seasli mungkin. Dari Ansambel, Tarling lama- kelamaan berkemebang menjadi suatu komedi serta tari-tarian yang sederhana (Van Hoove:1984: 3457). Definisi Tarling yang lain terdapat dalam makalah yang disajikan pada lokakarya “Potensi Kesenian Daerah Cirebon dan Pola Pokok Pembinaannya”, yang diselenggarakan pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon, yaitu: ”Tarling adalah kesenian khas daerah Cirebon. 

   Asal kata dari gitar dan suling yang mulai Riyan Hidayatullah – Seni Tarling dan Perkembangannya di Cirebon 56 CaLLs, Volume 1 Nomor 1 Juni 2015 menjadi media hiburan setelah dilengkapi denga waditra lain, seperti: gendang, tutukan, dan kecrek. Musik Tarling pada hakikatnya dapat digolongkan menjadi dua bentuk musik Tarling, yakni: 
a) Musik/lagu-lagu Tarling Klasik 
b) Musik/lagu-lagu Tarling Irama Cirebon Modern (kreasi baru) 

  Dari segi irama musik, musik Tarling dapat digolongkan menjadi beberapa jenis: Tarling Klasik, Tarling Tengdung, Tarling Dangdut, Tarling Pop, Tarling Disko, dan Tarling Disko Dangdut. Pola lagu Tarling Klasik umumnya tetap, namun dalam praktiknya tidak selalu sama persis, karena jenis musik tarling ini memberikan kebebasan untuk improvisasi.
 Dalam nyanyian ini dibutuhkan kemempuan penyanyi untuk mampu secara kreatif dan berinprovisasi, namun tidak keluar dari pola irama dan melodi khas Cirebon. 2. Musik/Lagu-lagu Tarling Klasik Komposisi lagu-lagu Tarling Klasik, pada dasarnya modifikasi dari karya seni karawitan Cirebon. Umumnya, diciptakan dan dimainkan dalam laras pelog, seperti: Kiser Saidah, Cerbonan, Dermayonan.
  Lagu Tarling Klasik mempunyai bentuk dan pola yang tetap. Umumnya tidak dapat diiringi musik yang dimainkan secara bentuk akor/chord seperti dalam memainkan musik pop lainnya, instrumen gitar dimainkan dalam bentuk petikan dan laras pelog yang didekatkan pada laras diatonis. Walaupun demikian, akan dijumpai beberapa bentuk lagu Klasik Cirebon, seperti: Klasik Malela, yang dapat dimainkan dalam iringan bentuk akor/chord, karena dapat disesuaikan dalam tangga nada minor pada skala diatonis. 

  Warung Pojok, Penganten Baru, Sumpah Suci, Salah Pilih, dan lain-lain adalah contoh lagulagu dengan irama musik yang dimodifikasi dan tempo irama di percepat. Contoh lagu Tarling Khas yang cukup terkenal pada awal perkembangan musik ini adalah Kiser Saidah. Lagu-lagu Tarling Khas Cirebon ini, menjadi dasar pijakan bagi karya-karya musik/lagu jenis tarling Modern (kekinian). 3. Musik/Lagu Tarling Irama Cirebon Modern (kekinian) Berdasarkan sumber melodi dan bentuk irama yang digunakan, musik/lagu Tarling Modern terbagi atas dua jenis, yakni: Irama Cirebon Beraturan, dan Irama Cirebon Tidak Beraturan. a.
   Irama Cirebon Beraturan Lagu-lagu jenis ini, berpijak atau merupakan karya modifikasi dari karya Tarling Klasik ataupun lagu khas Cirebon. Notasi lagu memiliki bentuk yang tetap dan tertulis, syair lagu mulai terarah dan subyektif. Lagu irama Cirebon Beraturan Syamsul Rijal – Kosakata Batu dalam Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia CaLLs, Volume 1 Nomor 1 Juni 2015 57 berkembang pada sekitar tahun 1960-an. Contoh lagu jenis ini diantaranya: Warung Pojok, Pengantin Baru, Sumpah Suci, Salah Pilih, dan lain-lain. (lagu “Warung Pojok dapat dilihat pada lampiran). b. Irama Cirebon Tidak Beraturan Lagu-lagu jenis ini dapat digolongkan menjadi dua: Senyawa dengan Irama Cirebon Beraturan, dan Ingkar dari alur budaya (Karawitan Cirebon) atau bersumber dari lagu-lagu popular dimasyarakat luas. c. 
   
   Senyawa dan Irama Cirebon Beraturan Komposisi lagu jenis ini, lebih dekat dengan lagu gamelan Cirebon. Ia berdiri sendiri. Interval melodi mirip dengan lagu-lagu Karawitan Cirebon d. Ingkar dari Alur Karawitan Cirebon Karya musik/lagu jenis ini tidak dapat dimainkan dengan musik gamelan. Ia berdiri sendiri serta banyak di pengaruhi atau memasukan unsur-unsur asing dari lagu/musik jenis lainnya, terutama musik popular dan dangdut. Lagu–lagu yang tergolong jenis ini diantaranya: Pemuda Idaman, Bisikan Ati, Dewa, Duit, Enakan, Kawin Paksa, dan lain-lain. Umumnya lagu-lagu tersebut memiliki persamaan dengan lagu-lagu dangdut Indonesia. Kecuali lagu-lagu Tarling Klasik, semua karya musik atau lagu jenis Tarling modern dapat diiringi dengan irama musik: Pop, Dangdut, Bosanova, Reegae, Disco dangdut dan lain-lain.

Perkembangan

   Pada awal masa perkembangannya, seperti yang terjadi di Karang Ampel Indramayu, Tarling digunakan sebagai pengganti ‘Tayuban’, artinya melibatkan penggemarnya untuk turun ke arena untuk ikut berjoged bersama Ronggeng, sebutan sekarang sinden (Penyanyi). Jika pengemar tersebut senang maka akan memberi imbalan, atau bahasa sekarang sawer. Abdul Adjid adalah salah satu pemimpin Tarling pada masanya di daerah Cirebon. Beliau memimpin Tarling pada 11 April 1964 dan memiliki pemikiran jika Tarling hanya monoton seperti itu saja, agak kurang menguntungkan masa depannya. Beliau tidak hanya merubah bentuk lagunya saja, tetapi bentuk dramatisasinya. Salah satu contoh bentuk lagu yang menggunakan dramatisasi yang sangat terkenal yaitu Baridin. Lagu tersebut merupakan “Love Story”-nya ala Cirebon. (beliau menganalogikan Romeo dan Juliet gaya Cirebon).

   Cerita tersebut berawal dari daerah Brebes tetapi berakhir di Cirebon. Secara jujur beliau mengakui bahwa bukan orang pertama dalam kesenian Tarling. Pak Jayana adalah orang yang pertama yang mengembangkan Tarling, hanya saja lagu-lagu yang disajikan oleh Pak Jayana lagu-lagu yang berpola klasik. Sedangkan pak Abdul Adjid bertugas di dalam dramatisasinya, dan ternyata hal tersebut diterima oleh masyarakat. Kedua Riyan Hidayatullah – Seni Tarling dan Perkembangannya di Cirebon 58 CaLLs, Volume 1 Nomor 1 Juni 2015 tokoh itu merupakan tokoh penting dalam perkembangan musik tarling di Cirebon dan sekitarnya.

Instrumen

  Tarling Gitar dan suling merupakan instrument dasar dalam musik Tarling. Pada awal perkembangan musik ini. Tarling terdiri dari 2 buah gitar dan 1 buah suling bangsing. Selanjutnya, ensambel musik ini berkembang dengan beberapa penambahan instrumen musik lain sebagai pelengkap atau variasi dalam kesenian ini. Saat ini penggunaan instrumen musik Tarling tidak terbatas pada gitar, suling, gendang, ‘kecrek’/tamborin , goong, dan tutukan. 

  Berikut ini instrumen musik yang dapat digunakan untuk memainkan karya musik Tarling, diantaranya adalah: gitar (gitar melodi (lead) I, gitar melodi (lead) II, bas gitar), suling diatonis, gendang (gendang besar, ketipung), bongo, goong, kecrek, kebluk/tutukan, organ, keyboard, drum & drum digital, micro composser/musik computer, dan lain-lain. semua penambahan setiap instrumen berkembangan mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan lagu itu sendiri. Gitar yang digunakan dalam ansambel musik tarling, adalah gitar standar internasional, seperti: gitar akustik (folk) dan gitar elektrik. Swarantara atau jarak antara nada satu ke nada berikutnya dalam satu oktaf disamakan dengan laras diatonis. 

   Cara memainkan gitar pada dasarnya sama dengan cara memainkan gitar untuk jenis musik lainnya, kecuali dalam memainkan Tarling Klasik. Karena pada jenis musik Tarling ini gitar dimainkan dengan cara dipetik dalam apoyando1 dan tirando2 , tetapi bukan dengan cara strumming3 /’genjreng’. Penggunaan askesoris sound efek untuk gitar elektrik diperbolehkan, terutama dalam memainkan karya musik jenis Tarling Modern. Suling yang digunakan dalam musik Tarling adalah suling diatonis, bentuknya miring, di daerah Cirebon telah dikenal dengan nama suling bangsing. Suling ini mempunyai kedudukan seperti vokal. Penggunaan suling ini, mendapat pengaruh dari peninggalan kependudukan Jepang di Cirebon. 


Bentuk Penyajian 

   Pada awal perkembangannya Tarling disajikan dalam bentuk yang masih sederhana dan monoton. Lagu-lagu dinyanyikan oleh seorang pesinden dan gitaris. Namun, seiring perkembangan waktu dan berkembanganya pemikiran masyarakat, tarling mengalami metamorfosa secara integral. Umumnya, Tarling ini dimainkan pada malam hari, dan belum menjadi pergelaran pentas. Pergelaran Tarling secara lengkap, biasanya pada siang hari (pukul 10.00 sampai dengan 15.00), dan pada malam hari (pukul 20.00 sampai dengan 03.00 pagi). Adapun susunan acara pergelaran Tarling adalah sebagai berikut: a. Tetalu b. Lagu Instrumentalia c. Lagu-lagu Modern: terutama Tarling Dangdut, dangdut Indonesia, dan lainlain. d. Drama humor e. Drama pokok f. Penutup. Acara pergelaran Tarling tidak mutlak disajikan seperti bentuk di atas, yakni di sesuaikan dengan kondisi tempat, waktu dan kebutuhan yang ada. Tentunya pergelaran Tarling di panggung ‘hajatan’ keluarga akan berbeda dengan pergelaran Tarling di radio ataupun televisi dalam siaran hiburan musik yang disiarkan secara lokal atau nasional. Karena televisi atau radio hanya memberikan waktu penyiaran yang sangat terbatas. 

Tokoh-Tokoh Tarling 

   Melalui studi kepustakaan, hasil studi lapangan dan beberapa literatur, didapatkan nama-nama tokoh Tarling. Mereka terdiri dari berbagai macam peran dan fungsinya dalam kesenian ini, seperti: penyanyi, pelakon, pemusik, pencipta lagu, penulis skenario, arranger, pelawak, dalang, pembawa acara, dan lain-lain. Mereka tersebar di daerah Cirebon, kabupaten Indramayu, dan Kotamadya Cirebon. Seniman perintis Tarling, diantaranya: Jayana, Barang, Uci Sanusi, Barnawi, Kurdi, Carini dan lain-lain. Generasi seniman Tarling yang sangat terkenal hasil karya seni Tarling mereka diantaranya adalah Abdul Adjib, dan Sunarto Martaatmaja.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER

FACEBOOK

INSTAGRAM

YOUTUBE

Tari Topeng Malangan

Negara kita Indonesia tercinta ini merupakan salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya dari Sabang samapi Merauke. Oleh k...

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung