Memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi

Selasa, 14 Januari 2020

kesenian alat musik gambus



Hasil gambar untuk gambus

Alat musik tradisional Gambus merupakan alat musik yang berasal dari Riau.

Alat musik tradisional yang satu ini konon dibuat dengan mengadopsi alat musik dari Timur Tengah khususnya Arab yaitu Al’ud dengan beberapa modifikasi.

Dari segi bentuk, alat musik ini sekilas mirip dengan gitar. Gambus merupakan alat musik dengan jenis instrumental dimana cara menggunakannya yaitu dengan cara dipetik.

Alat musik tradisional yang satu ini biasa ditemui di kawasan melayu seperti misalnya Brunei, Singapura dan beberapa daerah lain di nusantara seperti Sumatra Utara,Kalimantan, Jambi, Sulawesi dan Lombok.

Biasa digunakan untuk mengiringi musik dibeberapa acara seperti upacara, pernikahan dan biasanya gambus identik dengan lagu-lagu yang bernafaskan Islam.

Asal Usul Musik Gambus

Lirik lagu gambus umumnya bahasaAarab, karena memang dari sini mulanya. Syairnya berisi konten Islam, dan lebih ke puji-pujian. Memang benar, gambus di awal munculnya banyak dimanfaatkan untuk beragam ritual keagamaan, termasuk pengiring tarian zapin yang fenomenal itu.

Baru pada perkembangan selanjutnya, gambus sering difungsikan sebagai hiburan. Meski begitu, nafas utama tetap bernuansa Islami. Ini bisa dilihat dari awal muncul sampai sekarang, musik gambus tak hilang arah sebagai media untuk melakukan puja-puji.

Dari beberapa literatur yang ada, musik gambus berasal dari negara Turki. Tapi ada juga klaim kalau negara Mesir merupakan penemu musik gambus. Perdebatan ini masih belum jelas ujungnya. Satu yang pasti, musik gambus merupakan produk asli negara Arab atau Timur Tengah.

Gambus punya tatanan yang unik di lirik lagunya. Untuk tiap satu lagu biasanya cuma ada enam bait dengan rima yang berakhiran sama dari awal sampai akhir. Pun begitu, vokalis biasanya merangkap jadi gitaris jika merujuk pada versi asli grup gambus. Tapi aturan seperti ini tak mutlak berlaku.

Sejarah Gambus di Tanah Air

Menyebut musik gambus di tanah air, tak lengkap rasanya kalau tak menyinggung sejarah. Meski begitu, tak ada data konkrit yang bisa dibuat acuan kapan tepatnya gambus masuk Nusantara. Semua masih berupa asumsi, dan yang paling mendekati yaitu tahun 1800-an.

Di abad itu, Jazirah Arab masih gencar-gencarnya melakukan transaksi dagang di bumi pertiwi. Selain aktivitas niaga, mitra dagang ini nyatanya punya maksud lain, yaitu menyebarkan agama Islam. Tujuan ini diinisiasi Kerajaan Ottoman, termasuk juga menyebar apa yang nantinya disebut Walisongo.

Pada selanjutnya, apa yang disebar tak cuma tentang Islam saja, tapi juga budaya-budaya yang ada di dalamnya. Musik gambus merupakan satu di antaranya. Mulai dikenal di Melayu akhir abad 18, gambus lalu masuk dan menyebar di tanah air sampai ke berbagai penjuru negeri.

Akulturasi budaya terjadi, dan musik gambus serta instrumenya beradaptasi dengan kearifan lokal. Pada tahap selanjutnya, muncul kekhasan dari keragaman tiap daerah di tanah air. Alat musiknya juga mengalami metamorfosis, entah itu secara bentuk atau penamaan.

Misalnya saja, di beberapa tempat ada yang menyebutnya kecapi. Sedang di tempat lain ada yang menyebut dawai. Bentuknya juga berevolusi, meski tak menghilangkan pola dasar berupa buah pir yang dibelah. Untuk senarnya, ada yang cuma pakai tiga senar dan ada yang sampai 12 senar.
Di Indonesia sendiri, ada yang bilang puncak kejayaan gambus terjadi tahun 1940. Di masa ini, pentolan gambus paling dikenal yaitu Syech Albar, seorang Indo-Arab, yang tak lain ayah musisi kondang Ahmad Albar. Setelah itu, popularitas gambus seperti tenggelam lagi.

Cara Memainkan
 
Alat musik gambus merupakan sebuah instrument musik yang bisa dimainkan baik secara kelompok maupun perorangan bahkan permainan alat musik gambus ini juga bisa dikolaborasikan dengan berbagai musik lainnya termasuk musik modern.

Cara memainkan alat musik gambus sama halnya dengan alat musik berdawai lainnya yaitu dengan cara dipetik baik dengan jari maupun dengan menggunakan perenting.
Jika waktu memainkan gambus cukup lama, alangkah lebih baik menggunakan perenting.
Alat musik gambus ini biasa dimainkan dengan beberapa lat musik lainnya seperti gendang atau marawis sehingga suara yang dihasilkan pun semakin indah.

Cara Membuat Alat Musik Gambus

Alat musik gambus biasanya terdiri dari sedikitnya tiga senar dan paling banyak yaitu dua belas senar.
Cara membuatnya yaitu pertama siapkan batang pohon dengan massa yang ringan seperti kayu angsana atau nibung.

Potong kayu sesuai dengan ukuran gambus yang akan dibuat, setelah itu lubangi bagian tengah kayu tersebut.
Bagian lubang ini biasa disebut dengan bakal. Amplas bagian bakal ini untuk membersihkan dan memperhalus kayu tersebut.

Untuk menghasilkan gambus yang lebih indah, menarik dan mengkilap jangan lupa gunakan minyak kelapa lalu oles pada bagian bakal tersebut.
Selain kayu, kamu juga harus menyiapkan kulit binatang seperti binatang biawak, ikan pari hingga ular.
Kemudian rendam kulit binatang tersebut. Kulit binatang yang sudah direndam ini berfungsi untuk menutupi bagian lubang tadi.
Kulit binatang harus direndam terlebih dahulu bertujuan agar kulit menjadi lebih lunak dan lebih mudah saat dipaku dibagian bakal.

Jika sudah tahap berikutnya yaitu memasang penyiput yaitu yang berbentuk seperti tanduk sebanyak empat buah pada bagian pangkal atas gambung.
Fungsi dari penyiput ini yaitu agar senar menjadi tegang dan sama. Pasang senar pada bagian pangkal atas dengan cara diikat kemudian tarik senar kebagian ujung.

Bentuk Gambus Riau

Ada beberapa jenis gambus yang dapat diperoleh di mana saja, terutama di kawasan tanah Melayu. Jenis-jenis tersebut, seperti gambus yang hanya mempunyai tiga senar dan ada juga gambus yang mempunyai 12 senar.

 Jumlah senar biasanya terpulang pada yang memainkannya. Selain dimainkan secara solo, alat musik ini dapat juga dimainkan secara berkelompok. Alat musik gambus dapat dimainkan di dalam perkumpulan musik-musik tradisional atau modern.

Bila dikolaborasi antara alat-alat musik tradisional dengan modern akan menghasilkan irama yang merdu serta mempunyai keunikan tersendiri. Secara organologis, Gambus Melayu Riau berbeda dengan Al’ud dari Arab.

Gambus Melayu Riau hanya menggunakan 7 dawai/senar, ukurannya lebih kecil, ramping dan memiliki bentuk yang sedikit membulat, sedangkan Al’ud menggunakan 11 dawai/senar, bentuk badannya lebar dan lebih pendek dari Gambus melayu.

Secara keseluruhan bentuk, bentuk Gambus Melayu Riau memiliki keunikan tersendiri. Selain alat musik Gambus Melayu, di Riau, terutama daerah Riau daratan, dijumpai pula berbagai alat musik tradisional lainnya seperti Gendang Buluh/bambu, Gendang Bebano, Marawis/marwas, Gendang Panjang, Rebab, Rebana dan masih banyak lagi alat musik lainnya.

Ciri Gambus Melayu

Ciri utama gambus melayu adalah keseluruhan body utama gambus merupakan satu bagian yang dibentuk dengan proses pahatan, yang terdiri dari kepala gambus, telinga untuk stelan tali gambus, leher gambus, perut gambus dan bagian ekor gambus.
Sebagian perut gambus yang dipahat biasanya ditutup dengan lembaran papan tipis yang umumnya menggunakan kayu keladang.

Beberapa gambus jaman dahulu menyertakan tulisan ayat-ayat alquran di bagian kulitnya. Jenis lainnya hanya polos atau diwarnai sama dengan badan gambus.
Gambus melayu umumnya memiliki tujuh “telinga gambus” yang dipasakkan pada kepala gambus. Bentuk kepala dan desain perut gambus melayu juga berbeda-beda di tiap daerah, mengikuti budaya setempat.

Kepala gambus di Indonesia berbeda dengan Malaysia dan Brunai yang umumnya lebih sederhana. Di Indonesia, kepala gambus biasanya menggambarkan simbol-simbol seperti burung, bunga atau kepala hewan, yang mewakili motologi penting masing-masing daerah.
Gambus Indonesia biasanya memiliki leher yang lebih kecil dan panjang, sedangkan gambus semenanjung Malaysia relative lebih pendek.Semua gambus melayu memiliki bagian ekor untuk pegangan tali senar.

Gambus melayu Malaysia umumnya memiliki satu buah lobang bunyi kecil dibagian papan suara depannya, juga ada lubang suara di bagian belakang gambus yang biasanya ditempatkan sedikit di bagian bawah perut gambus.

Ukuran panjang keseluruhan gambus umumnya sekitar 1 meter (lebih-kurang), dengan ketebalan 10-15 cm dan lebar 20-25 cm. Bagian depan leher rata dengan bagain bawah perut yang ditutupi oleh kulit kambing sekitar 30 cm.

Gambus melayu umumnya terbuat dari kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus ), cempedak( Artocarpus integer ) dan Cengal ( Neobalanocarpus heimii ). Jenis kayu ini banyak dan mudah ditemukan di Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Kalimantan.
Dipilih sebagai bahan gambus karena tekstrur kayu yang lebih lunak dan mudah dipahat, selain itu juga karena jenis-jenis kayu tersebut cukup kuat, ringan dan tidak berubah bentuk atau retak ketika kering.

Secara bentuk keseluruhan, bentuk fisik gambus melayu berbeda dengan al’ud dari arab. Gambus melayu pada umumnya hanya memiliki 7 senar, 3 dawai ganda (double course) dan 1 dawai tunggal (single course), bentuk badannya agak ramping, dan panjang keseluruhan ±100 cm,
sedangkan alat musik al’ud memiliki 9 atau 11 senar, 4 atau 5 merupakan dawai ganda, dan 1 dawai tunggal, bentuk badannya lebar dan lebih pendek dari gambus, panjang keseluruhannya ±75cm.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER

FACEBOOK

INSTAGRAM

YOUTUBE

Tari Topeng Malangan

Negara kita Indonesia tercinta ini merupakan salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya dari Sabang samapi Merauke. Oleh k...

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung