Memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi

Rabu, 25 Desember 2019

Tarian Rudat Padukan Genjring dan Pencak Silat


Cirebon sebagai salah satu kota besar di Jawa Barat memiliki adat istiadat dan pertunjukan seni tersendiri salah satunya adalah Genjring Rudat. Genjring Rudat adalah pertunjukan seni Cirebon yang telah ada sejak beberapa abad lalu. Salah satu seni tari yang menggunakan alat musik genjring ini merupakan seni khas Cirebon yang patut diapresiasi dan dilestarikan.

Di Cirebon terdapat tradisi Pencak silat yang diiringi musik Rebana, biasa dikenal Genjring Rudat. Genjring adalah rebana kecil yang dilengkapi dengan kepingan logam bundar pada bingkainya. Sedangkan Rudat menurut Maestro Tari Sunda Enoch Atmabrata adalah tarian yang iringi oleh musik tebangan di mana unsur tariannya kental dengan nuansa agama dan seni bela diri.

Pada awalnya Seni Rudat hanya berkembang di pesantren-pesantren, namun kemudian seni yang bernafaskan Islam ini berkembang pula di masyarakat umum. Munculnya kesenian berawal dari tumbuhnya semangat perjuangan masyarakat dalam upayanya melawan penjajah yang dipimpin oleh seorang pangeran dari Kesultanan Kanoman Cirebon.

Bersama pimpinan-pimpinan pesantren ia menyusun kekuatan dengan mengajarkan ilmu beladiri pada para santri. Kegiatan tersebut kemudian disamakan dengan membentuk gerakan-gerakan berbentuk tarian. Maka dalam tarian Rudat, kita akan melihat perpaduan gerak silat, dzikir dan gerakan sholat, kemudian diiringi dengan lantunan puji-pujian yang mengagungkan asma Allah dan Rasulnya. Adapun alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Rudat adalah perangkat genjring, trebang dan bedug.

Genjring rudat merupakan bukti sejarah masa lalu tentang pergerakan kuat melawan penjajah yang disamarkan dalam bentuk tarian yang saat ini pun masih sering ditampilkan saat acara besar keislaman di Cirebon. Pertunjukan seni Cirebon genjringrudat diharapkan mampu mengembalikan masyarakat Cirebon untuk menghargai sejarah perjuangan pangeran keraton, ulama dan santri yang melawan penjajahan Belanda.

Selain motivasi untuk syiar atau menyebarkan agama Islam, Genjring Rudat adalah pegelabuan dari para santri yang melakukan penempaan fisik supaya tidak dicurigai penjajah Belanda. Mereka kemudian berlatih kesenian rudat.

Di dalam Rudat terdapat gerak-gerak silat yang diiringi genjring. Di satu sisi, hal ini diartikan sebagai pembinaan mental anak muda pesantren. Di sisi lain dimaknai dengan penempaan fisik bagi anak-anak pesantren untuk mempersiapkan diri melakukan perlawanan terhadap penjajah pada masa kolonial Belanda. Menurut budayawan Sunda Abidin Aslih, tokoh-tokoh seni rudat Cirebon justru adalah buronan yang melawan terhadap penjajah Belanda.

Kesenian Genjring Rudat ini biasa ditampilkan dalam acara hiburan di lingkungan pesantren. Para santri melakukan kesenian Genjring Rudat pada saat waktu senggang dengan menyanyikan syair-syair shalawat yang bertujuan untuk memuji kebesaran Allah Swt dan Salawat kepada Nabi Muhammad. Selain itu, kesenian Genjring Rudat dilakukan sambil menari dengan gerakan pencak silat. Pada awalnya tembang yang dimainkan adalah iringan salawat Nabi yang terdapat dalam kitab al-Barzanji.

Pada perkembangan berikutnya, kesenian Genjring Rudat biasa ditampilkan pada acara keagamaan, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Rajaban, Hari Raya Idul Fitri dan hari-hari besar Islam lainnya. Seiring perkembangan zaman, kesenian Genjring Rudat beralih fungsi dari media pengembangan dan penyebaran agama Islam menjadi sarana hiburan. Setelah beralih fungsi menjadi sarana hiburan yang ditonton oleh masyarakat luas, kesenian Genjring Rudat biasa ditampilkan pada Peringatan Hari Besar Nasional, penyambutan tamu kehormatan, hajatan, khitanan, dan lain-lain.

Genjring Rudat memiliki nilai filosofis yang diambil dari aktifitas ibadah shalat. Pertama, mengambil nilai filosofis dari barisan shalat yang berjajar rapi. Para penari melakukan gerakan baris-berbaris secara tradisional. Selain itu, proses pertunjukan rudat ini lebih kepada pertunjukan bela diri yang diiringi tabuhan genjring dan shalawatan yang dilengkapi dengan puja dan puji kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Biasanya, apabila jumlah penari-nya semakin banyak, maka pertunjukan semakin bagus.

Atraksi dimulai ketika para penari sudah berjajar seperti barisan shalat, kemudian mereka menari silih berganti seperti gerakan ombak yang susul menyusul. Itulah yang disebut sebagai rudat.

Hanya saja, yang menjadi inti gerakan tarian adalah tarian silat atau pencak silat. Secara jumlah, tujuh penari merupakan angka minimal diadakan pertunjukan Genjring Rudat. Selebihnya bisa mencapat 40 pemain. Sedangkan alat musik inti yang dipakai adalah bedug dan Genjring (Rebanda). Jumlah Genjring bervariasi antara empat hingga sebelas pengiring musik genjring.

Dilihat dari gerakan tarinya, Genjring Rudat hampir mirip dengan Tarian Shaman di Aceh. Perbedaannya terletak dari gerakan pencak silatnya. Pencak silat Genjring Rudat Cirebon tergolong unik. Pencak silat Cirebon merupakan perpaduan antara Cimande, Bogor, Minangkabau, kemudian Dermayon atau Indramayu.

Cirebon memiliki watak khas yang lumayan unik dalam hal aliran silat. Karena tidak ada satu aliran silat yang menonjol. Jadi terbuka terhadap unsur-unsur dari luar. Bahkan kungfu-pun masuk dalam khasanah silat Cirebon. Misalnya ada jurus, kuntau. Kuntau berasal dari bahasa Cina yang masuk dalam peristilahansilat Cirebon. Selain di Cirebon, Kesenian genjring rudat berkembang di beberapa daerah di Kabupaten Kuningan, diantaranya Ciporang, Subang, Darma, Ancaran, Cilimus dan juga di Garut.

Alat musik yang digunkan dalam seni rudat adalah terbang (rebana) yang terdiri dari beberapa jenis alat musik, diantaranya:

1. Dua buah Gedong Bibit

2. Mampat

3. Telu

4. Kemcang

5. Kempul Kembar

6. Nganak

Kempul yaitu alat musik yang digunakan dalam seni rudat minimal berjumlah delapan buah, apabila jumlah alat musik yang di gunakan kurang dari delapan musiknya akan terdengar timpang. Jika alat musik yang digunakan lebih dari delapan musik akan tetap terdengar harmonis.

Pakaian yang digunakan dalam seni rudat terdiri dari pakaian penerbang (pemain musik perkusi), Penari pria, dan Penari wanita.Penari Pria akan mengenakan : Busana berwarna kuning dikombinasikan dengan hijau, ikat pinggang, dan ikat kepala kuning bermotif sunda/kopiah putih.Penari wanita akan mengenakan: Busana berwarna hijau muda dilengkapi ikat pinggang dan ikat kepala yang sama dengan penari pria.Penerbang akan mengenakan: Busana lengkap berwarna biru-kuning dengan ikat pinggang dan ikat kepala yang sama.

Beberapa gerakan yang digunakan dalam Seni Rudat meliputi gerakan tangan, kaki dan kepala yang, masing-masing gerakannya seperti berikut :

- Kaki : gerakan kaki terdiri atas kuda-kuda, adeg-adeg masekon rengkuh, deku, depok dan lain-lain.

- Tongan : gerakan tangan terdiri atas mengepal, tonjok, gibas, meupeuh, keprok, kepret. Kepala : gerakan kepala mengikuti arah tangan yang bergerak, yaitu ke depan, kesamping kid dan kanan serta ke belakang.

Nama pada gerakan-gerakan tersebut diambil dari nama gerakan pada pencak silat, yaitu:

1. Gerak nonjok, yaitu kaki kanan melangkah ke depan dengan posisi kuda-kuda, tangan kiri mengepal ditonjokkan lurus ke depan sementara tangan kanan di pinggang dengan jari tangan mengepal, kepala lurus ke depan.

2. Gerak pasang, yaitu kaki pasang ditempatkan dengan posisi kuda-kuda dan melangkah ke depan dengan posisi kuda-kuda pula. Tangan kanan menyikut ke depan dengan posisi tangan siku-siku. Jari tangan kiri ke depan dada dengan posisi tangan ditekuk. Pergelangan tangan dan jari tangan menghadap ke depan. Gerakan demikian sebagai persiapan berkelahi dengan lawan.

3. Gerak gibas, yaitu kaki kanan tegak lurus dengan berat badan pada kaki kanan. Kaki kanan agak rengkuh (rendah), kaki kiri diangkat membuat siku-siku. Tangan kanan ke bawah di atas kaki kiri. Tangan kiri menekuk dengan arah gerak ke kanan. Kepala diarahkan ke samping kanan dan langsung membalik ke kiri.

Namun, Genjring rudat kini mulai tidak diminati para kawula muda Cirebon karena perkembangan jaman yang semakin maju hingga terkikisnya cinta pada seni budaya sendiri.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER

FACEBOOK

INSTAGRAM

YOUTUBE

Tari Topeng Malangan

Negara kita Indonesia tercinta ini merupakan salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya dari Sabang samapi Merauke. Oleh k...

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung