Sejarah
Kesenian Burok
Kesenian Burok khas Cirebon pertama kali di perkenalkan
oleh Kanjeng Sunan Kalijaga untuk mengajak masyarakat kumpul-kumpul sekalian
untuk memberikan dakwah agama Islam. Jadi sama saja seperti kesenian wayang,
Kesenian Burok Cirebon Adalah sarana pembuka untuk saling bersilaturahmi.
Burok khas Cirebon dibuat dengan rupa wajah wanita cantik
dan dipakaikan kerudung. Mungkin karena dulunya digunakan untuk kebutuhan
dakwah, kepala burok dipakaikan kerudung.
Pementasan Seni Burok Kesenian Burok Cirebon biasanya di
laksanakan di tempat yang luas atau diarak keliling kampung. Kesenian Burok
Cirebon menggunakan iringan musik tradisional antara lain : gitar, beduk,
kendang, kencer juga gitar bas. Kini sudah dimodifikasi dengan musik pengiring
modern yaitu musik Tarling Dangdut. Dengan iringan musik khas pantura ini,
burok berlenggak-lenggok mengikuti irama.
Seperti kesenian sisingaan atau singa gotong, seni burok juga biasanya dipentaskan untuk acara syukuran khitanan atau syukuran lainnya. Umumnya, pengantin khitan dipakaikan busana seperti tokoh wayang sewaktu menaiki burok ini.
Lukisan kaca tersebut berupa Kuda sembrani (bersayap) dengan wajah putri cantik berwajah putih bercahaya. Pendek kata orang Cirebon tak merasa asing terhadap figur Buroq ini. Maka Kalil melalui kreativitasnya melahirkan sebuah Badawang baru yang diberinama Buroq, sementara keseniannya diberi nama seni genjring Buroq. Di dalam perkembangannya dari Kalil sampai generasi keempat seni Genjring Buroq semakin digemari masyarakat, bahkan tersebar ke pelbagai daerah di luar Cirebon, seperti Losari, Brebes, Banjarharjo, Karang Suwung, Ciledug, Kuningan, dan Indramayu. Dewasa ini Burokan yang menonjol adalah Genjring Burok Gita Remaja dari desa Pakusamben yang dipimpin Mustofa (bukan keturunan Kalil) sejak 1969 sampai sekarang.
Pertunjukan
Burokan Cirebon
Pertunjukan Burokan biasanya dipakai dalam beberapa
perayaan, seperti Khataman, Sunatan, perkawinan, Marhabaan dll. Biasanya
dilakukan mulai pagi hari berkeliling kampung di sekitar lokasi perayaan
tersebut. Adapun boneka-boneka Badawang di luar Buroq, terdapat pula boneka
Gajah, Macan, dll. Di mana sebelumnya disediakan terlebih dahulu sesajen
lengkap sebagai persyaratan di awal pertunjukan. Kemudian ketua rombongan
memeriksa semua perlengkapan pertunjukan sambil membaca doa. Pertunjukan
dimulai dengan Tetalu lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu Asroqol
(berupa salawat Nabi dan Barzanji).
Rombongan pertunjukan masih berjalan ditempat, setelah
banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak dan semakin lama semakin
meriah karena masyarakat boleh turut serta menari berbaur dengan para pelaku,
sementara kalau dalam acara khitanan, anak sunat dinaikan ke atas Burok dengan
pakaian sunat lengkap dan nampak dimanjakan. Sementara anak-anak desa yang
ingin naik boneka-boneka Gajah, Macan, Kuda, Kera, dll. Dipungut uang antara
Rp. 500-1000,-.
Pada saat arak-arakan, lagu-lagupun berubah tidak lagi
lagu Asroqol tetapi lagu-lagu tarling, dangdutan, Jaipongan, seperti Limang
Taun, Sego Jamblang, Jam Siji Bengi, Sandal Barepan, Garet Bumi, Sepayung
Loroan, Kacang Asin, Tilil Kombinasi, bahkan lagu-lagu yang sedang popular,
misalnya Pemuda Idaman, Melati, Mimpi Buruk, Goyang. Dombret dll. Sepanjang
pertunjukan Burokan, tetap boneka Buroq lebih menarik, rupanya yang cantik, dan
gerakan-gerakan kaki para pelaku yang bergerak mengikuti irama musik, menjadi
disukai masyarakat.
Makna
Pertunjukan Burok Cirebon
Makna yang tersembunyi dibalik bentuk pertunjukan
Burokan, antara lain: Makna syukuran bagi siapapun yang menanggap Burokan,
terutama dianggap sebagai seni pertunjukan rakyat yang Islami; Makna sinkretis
bagi yang melihatnya dari tradisi Badawang (boneka-boneka yang ada muncul dari
cara berfikir mitis totemistik yang berasal dari hubungan arkaistik sebelum
Islam menjadi agama dominan di Cirebon); Makna akulturasi bagi benda yang
bernama Buroq (sebagai pinjaman dari daerah Timur Tengah terkait dengan kisah
Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW yang dipercayai sebagian masyarakat Cirebon
sebagai dongeng dari tempat-tempat pengajian yang diabadikan juga dalam
lukisan-lukisan kaca); Makna universal bagi sosok hewan seperti Buroq, yang
sebenarnya dapat ditemukan di dalam mitos-mitos bangsa tertentu, misalnya
Yunani, terdapat pula mahluk seperti Buroq, yakni Centaur (mahkluk berwujud
kuda bertubuh dari dada sampai kepala adalah manusia). Di mana di dalam dunia
perbintangan dikenal sebagai rasi Sagitarius. Demikian pula bagi bangsa Mesir,
seperti kita kenal pada Sphinx.
Pembuatan
Burok Cirebon
- · Pembuatan wajah
Wajah burok adalah topeng dari kertas yang menampilnya
seluruh permukaan wajah mulai dari dahi, hidung, mulut, mata, dan telingan.
membuatnya cukup pake cetakan boleh dari tanah liat maupun plastisin (lilin
mainan).
- · Pembuatan kerangka
Kerangka badan burok dibuat dari bambu yang dirangkai.
Dan perlu kehati-hatian saat menekuk bambu jika sibambu ditekuk terlalu keras
sibambu akan patah. Untuk pembuatan rangka badan bisa menggunakan bambu tua
maupun bambu muda.
- · Pembuatan sayap
Sayap burok terbuat dari besi yang dilas sangat kuat.
Bentuk sayap burok benmacam-macam dengan pola pada sayap yang bermacam-macam
pula. Agar lebih menarik bagusnya sayap burok bisa mengepak seperti burung
untuk caranya bagaimana saya kurang ngerti.
- · Pembuatan kain penutup badan
Kain yang digunakan biasanya berwarna cerah misal :
kuning, orange, merah tua (khusus burok Rahwana), hijau muda, biru muda, ungu,
merah marun dll. Panjang kain penutup tubuh burok kurang lebih 9 meter.
- · Pembuatan mata burok
0 komentar:
Posting Komentar