Memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi

Kamis, 09 Januari 2020

TARIAN SINTREN





Berbicara soal tradisi dan budaya, Indonesia ini bisa dibilang gudangnya. Tak salah kenapa demikian karena faktanya negara kita ini memiliki ragam tradisi yang takkan habis dihitung, ditulis, apalagi, disebut satu-satu. Berbagai macam tradisi tersemat cantik di bentangan barat ke timur Indonesia yang begini luas.
Soal tradisi, tarian jadi salah satu jagoannya Indonesia. Ada banyak jenis tarian di sini dan masing-masing punya keunikannya sendiri, termasuk yang paling fenomena adalah Sintren. Tarian khas Cirebon ini berbeda karena dalam praktiknya tak hanya melibatkan manusia tapi juga roh-roh halus. Jadi, penari tak hanya bergerak sesuai kemauannya, tapi juga mereka yang merasuki.
Tarian unik ini dilakukan dalam waktu-waktu tertentu, dan ketika dipentaskan selalu ditunggu bahkan oleh warga asing. Lalu seperti apa sih tarian unik penuh mistis ini? Simak ulasannya berikut.




Definisi nama dan asal Tarian Sintren
Nama ‘Sintren’ dalam tarian ini berasal dari suku kata ‘Si’ yang berarti dia dan ‘tren’ yang merupakan panggilan dari seorang ‘putri’. Tarian Sintren ini berasal dari Pulau Jawa khususnya di Cirebon.Tarian unik ini dilakukan dalam waktu-waktu tertentu, dan ketika dipentaskan selalu ditunggu bahkan oleh warga asing.
Meskipun khas Cirebon, tapi beberapa daerah lain juga diketahui melakukan atau mempunyai tarian yang sama. Misalnya saja Indramayu, Majalengka, Banyumas, Kuningan, Tegal, Pemalang, Majalengka dan wilayah jawa tengah yang lain. Tarian Sintren di beberapa kota ini tak memiliki perbedaan yang mencolok. Kurang lebih hampir sama.




Sejarah dibalik ritual Tarian Sintren





Setiap hal pasti punya sejarahnya sendiri, Sintren pun demikian. Sejarah yang melatarbelakangi tarian ini adalah kisah cinta antara Raden Sulandono dan Putri Sulasih yang berasal dari Desa Kalisalak. Raden Sulandono merupakan putra dari Ki Bahurekso, bupati Kendal dengan Dewi Rantamsari atau dikenal sebagai Dewi Lanjar. Hubungan asmara antara Raden Sulandono dan Sulasih tidak disetujui oleh Ki Bahurekso. Akhirnya Sulasih mengabdikan dirinya sebagai penari sedangkan Raden Sulandono pergi bertapa.
Ritual Tarian Sintren Sang roh ibu dari Raden Sulandono yaitu Dewi Lanjar sedang mengatur pertemuan Raden Sulandono dan Putri Sulasih. Ia memasukkan roh bidadari pada tubuh Sulasih dan memanggil Raden Sulandono, anaknya yang saat itu sedang bertapa. Raden Sulandono dan Putri Sulasih tetap bertemu walaupun di alam gaib hingga saat ini. Sejak saat itu masyarakat mengadakan Tarian Sintren di setiap acara-acara tradisional.


Unsur-unsur dalam Tarian Sintren
Tarian Sintren ini dilakukan oleh seorang gadis perawan yang diiiringi enam orang pemain gending. Musik yang dimainkan tidak hanya gending saja melainkan alat musik yang berbahan gambyung atau tembikar serta kipas dari bambu sehingga dapat menimbulkan musik yang khas.
Tarian Sintren [Image Source]Unsur-unsur dalam tarian ini memiliki simbol masing-masing. Penari Sintren, yaitu si gadis perawan fokus sebagai pemain utamanya. Perlengkapan tarian seperti kurungan besar, sesaji, tali dan kemenyan sebagai doa pemanggil roh bidadari. Gerakan sebagai simbol roh bidadari telah masuk dalam tubuh gadis. Iringan musik tradisional dan tata rias penari disimbolkan bahwa si gadis telah dikendalikan oleh roh bidadari. Pakaian yang dikenakan biasanya menggunakan baju golek dan celana cinde.




Bentuk pertunjukan Tarian Sintren

Awalnya tangan gadis penari ini diikat oleh semua pawang dalam keadaan tidak berdandan. Kemudian, mereka memasukkan gadis itu ke dalam kurungan sempit. Ajaibnya, setelah kurungan bergetar, maka si gadis penari itu keluar dari kurungan sempit tersebut. Setelah itu, si gadis itu tampil dengan penampilan yang berbeda dari keadaan semula.
Pertunjukkan Tarian Sintren [Image Source]Kedua tangan gadis itu tidak terikat lagi. Penampilannya sudah berdandan cantik dengan mengenakan kacamata hitam. Gadis penari Tarian Sintren ini siap menari tanpa kendali atau menari dalam keadaan kesurupan.


Sebutan-sebutan gerakan dalam bermain Sintren


Sebelum menari, ritual pertama yang dilakukan adalah ritual Dupan yaitu melaksanakan doa bersama agar terlindung dari marabahaya. Seorang pawang yang menyiapkan gadis sebagai penari disebut Paripurna. Empat pemain pendamping lainnya merupakan bagian tugas dari seorang Dayang.
Gerakan Tarian Sintren [Image Source]Ketika penonton melemparkan sesuatu ke arah penari Sintren disebut juga Balangan. Biasanya penari pingsan di tengah-tengah gerakan dan melanjutkannya kembali saat pawang membacakan mantra. Lalu gerakan terakhir adalah Temohon dimana gadis penari akan mendatangi penonton dan penonton akan memberikan uang sebagai ucapan terima kasih.




Nah, itulah beberapa informasi yang bisa kita ketahui tentang sejarah dan mitos Tarian Sintren. Terlepas dari unsur mistis yang kental terhadap tarian ini, sudah jadi tugas kita untuk menjaga serta melestarikannya. Jangan ditinggalkan apalagi dibiarkan sampai akhirnya diklaim oleh negara lain.
Saat liburan ke Cirebon, jangan lewatkan menonton tarian yang satu ini, Sintren. Dijamin, ini bukanlah tari biasa. Inilah gabungan dari mistis, magis dan seni. Seperti apa?

Sintren adalah tarian yang terkenal di Cirebon. Biasanya ditampilkan dalam perayaan khusus di masyarakat, atau saat momen-momen tertentu di keraton. detikTravel pernah menonton tarian ini di Keraton Kacirebonan.
Yang menari adalah perempuan, seringnya masih remaja. Dimulai dengan kemenyan dan hamburan kembang, sang penari datang ke panggung dengan baju biasa. Bersamanya, ada pria yang akan jadi pengatur atau pawangnya, 3 orang penjaga dan 2 orang sinden.


Di area panggung, ada juga kurungan ayam besar yang ditutupi kain batik hitam. Sebelum mulai, gadis muda ini dililitkan dengan kain batik, dari kaki hingga leher. Tak lupa, gadis ini juga diikat dengan tali. Gadis ini kemudian dibungkus dengan tikar dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang tertutup kain itu.
Para sinden mulai mendendang lagu dalam bahasa Cirebon. Sedangkan sang pawang yang biasanya berpakaian hitam akan mulai membakar kemenyan dan merapal doa sambil berkeliling panggung. Asap tebal dengan wangi khas berhasil membangun suasana mistis dengan segera.


Tak lama, kurungan ayam diangkat pria berbaju hitam dan ajaibnya, gadis ini sudah berganti pakaian dengan baju berwarna merah, kain batik hitam, mahkota dan kacamata hitam.
Kenapa harus pakai kacamata hitam? Karena sang gadis berada dalam keadaan tidak sadarkan diri alias trance. Kacamata ini agaknya ingin menutupi lirikan dan tatapan dari sang gadis selama berada di bawah alam sadar.
Nyanyian dari sang sinden menggerakkan tubuh dari gadis penari. Sementara sang penjaga tetap komat-kamit sambil memperhatikan gerakan dari penari. Dengan gerakan seperti wayang kulit, gadis menari berkeliling panggung. Karena tidak bisa mundur, si pawang akan menariknya saat bergerak terlalu jauh dari panggung.


Satu lagi yang unik atau magisnya dari tarian ini adalah saat saweran. Karena, setiap terkena lemparan uang saweran, si penari otomatis terjatuh seperti pingsan. Apakah tarian selesai? Tidak, karena sang pawang akan meniup wajah penari Sintren dan iapun akan kembali bangun dan menari.
Sebelum jatuh sampai ke tanah, penari ini akan ditangkap oleh 3 penjaga yang selalu berada di sekelilingnya. Hal ini terjadi setiap kali penonton melemparkan uang saweran.
Jika tarian sudah selesai, sang penari kembali dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan tak lama keluarlah anak gadis yang baru sadar itu. Ajaibnya, ia kembali mengenakan baju yang pertama kali dikenakannya sebelum menari Sintren. Dengan senyum seakan baru bangun dari pingsan, ia menyapa penonton dengan salam hormat.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER

FACEBOOK

INSTAGRAM

YOUTUBE

Tari Topeng Malangan

Negara kita Indonesia tercinta ini merupakan salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya dari Sabang samapi Merauke. Oleh k...

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung