Memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi

Kamis, 02 Januari 2020

Kesenian Gembyung Cirebon




Kehidupan masyarakat di Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran sebuah Kesenian. Kesenian inilah yang mampu menciptakan karakter dari tiap daerah yang tersebar di Nusantara sehingga memimiliki perbedaan dari daerah lainya. Bisa dikatakan, hal ini juga yang menciptakan budaya khas dari suatu daerah.

Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. 
Kesenian selain sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan, juga memiliki fungsi lain. Misalnya, mitos berguna dalam menentukan norma untuk mengatur perilaku yang teratur dan meneruskan adat serta nilai-nilai kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat berguna untuk mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.

Kesenian merupakan intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Menurut Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.

Kebudayaan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan. 

Keberagaman Kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia. 

Di Negara yang memiliki lambang burung Garuda ini, memiliki begitu banyak kesenian yang tersebar diseluruh luas wilayahnya. Ada satu kesenian yang merupakan warisan para Wali yaitu Seni Gembyung. Seni ini berasal dari Kota Wali yaitu Cirebon.

Seni Gembyung merupakan salah satu kesenian peninggalan para wali di Cirebon. Seni ini merupakan pengembangan dari kesenian Terbang yang hidup di lingkungan pesantren. Konon seperti halnya kesenian terbang, gembyung digunakan oleh para wali yang dalam hal ini Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga sebagai media untuk menyebarkan agama Islam di Cirebon. 

Kesenian Gembyung ini biasa dipertunjukkan pada upacara-upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid Nabi, Rajaban dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah.

Gembyung berasal dari dua suku kata yakni gem dan yung. Gem berasal dari kata ageman yang artinya ajaran, pedoman, atau paham yang dianut oleh manusia. Suku kata byung berasal dari kata kabiruyungan yang artinya kepastian untuk dilaksanakan. Gembyung memiliki nilai-nilai keteladanan untuk dijadikan pedoman hidup.

Gembyung merupakan jenis musik ensambel yang di dominasi oleh alat musik yang disebut waditra. Meskipun demikian, di lapangan ditemukan beberapa kesenian Gembyung yang tidak menggunakan waditra tarompet.

Pada Pementasan gembyung selalu menampilkan alunan musik tradisional, mengandung unsur yang dianggap sakral. Hal ini tetap dipegang teguh oleh para seniman gembyung, untuk menjaga keaslian seni tradisi warisan leluhur ini.

Gembyung terdiri dari beberapa unsur yaitu waditra, pangrawit atau pemain alat musik, juru kawih, penari, dan busana. Waditra yang dipakai adalah genjring kemprang, genjring kempring, genjring gembrung, gendang, dan kecrek.

Nayaga atau pemain alat musik, terdiri dari lima orang. pada saat pementasan biasanya nayaga mengambil posisi duduk atau bersila.

Juru kawih gembyung biasanya laki-laki atau seorang dari yang memainkan genjring. Sehingga selain menggunakan genjring, juru kawih juga melantunkan lagu. Lagu yang dilantunkan juru kawih biasanya lagu berbahasa Sunda buhun, hal tersebut dapat didengar dari syair lagu yang kurang dipahami. Beberapa buah lagu buhun yang dinyanyikan oleh juru kawih antara lain ya bismillah, raja sirai, siuh, rincik manic, engko, dan geboy.

Penari. Penari gembyung biasanya seorang anak laki-laki atau bisa juga dari penonton yang sangat menyukai seni gembyung. Sehingga antara penari dengan penonton bisa melakukan tarian bersama-sama. Tarian gembyung mempunyai kekhasan antara lain gerakan atri dilakukan secara pelan, sesuai irama gembyung, dan penari biasanya sangat menikmati irama tarian ini. Ada juga penari yang seperti kerasukan dengan mata terpejam, pada saat alunan musik berhenti, penari seperti baru tersadar.

Setelah berkembang menjadi Gembyung, tidak hanya eksis dilingkungan pesantren, karena pada gilirannya kesenian ini pun banyak dipentaskan di kalangan masyarakat untuk perayaan khitanan, perkawinan, bongkar bumi, mapag sri, dan lain-lain. Dan pada perkembangannya, kesenian ini banyak di kombinasikan dengan kesenian lain. Di beberapa daerah wilayah Cirebon, kesenian Gembyung telah dipengaruhi oleh seni tarling dan jaipongan. 

Hal ini tampak dari lagu-lagu Tarling dan Jaipongan yang sering dibawakan pada pertunjukan Gembyung. Kecuali Gembyung yang ada di daerah Argasunya, menurut catatan Abun Abu Haer, seorang pemerhati Gembyung Cirebon sampai saat ini masih dalam konteks seni yang kental dengan unsur keislamannya. Ini menunjukkan masih ada kesenian Gembyung yang berada di daerah Cirebon yang tidak terpengaruh oleh perkembangan masyarakat pendukungnya. Kesenian Gembyung seperti ini dapat ditemukan di daearah Cibogo, Kopiluhur, dan Kampung Benda, Cirebon.

Alat musik kesenian Gembyung Cirebon ini adalah 4 buah kempling (kempling siji, kempling loro, kempling telu dan kempling papat), Bangker dan Kendang.

Biasanya lagu lagu yang disajikan merupakan lagu religi, seperti Assalamualaikum, Basmalah, Salawat Nabi, dan Salawat Badar. 

Busana yang dipergunakan oleh para pemain kesenian ini adalah busana yang biasa dipakai untuk ibadah salat seperti memakai kopeah (peci), Baju Kampret atau kemeja putih, dan kain sarung.

Kesenian Gembyung yang sudah ada sekian ratus tahun, mulai terlupakan dan terpinggirkan oleh bentuk kesenian modern. Karena sudah pada tahap mati suri, ketika Gembyung digalakkan kembali, kekayaan tradisi Gembyung yang teringat oleh pecinta seni ini, hanya dua lagu saja. Yang pertama lagu berjudul "Ya Bismillah". Lagu ini bercerita tentang bagaimana umat Islam mengagungkan asma Allah serta menjunjung tinggi sholawat Nabi.

Lagu kedua adalah "Hinduyalah" yaitu agama Hindu yang disesuaikan lagi. Dua lagu itu telah terpendam sejak ratusan tahun yang lalu, banyak kata-kata yang sulit dipahami serta dimengerti. Gembyung merupakan salah satu contoh warisan budaya bangsa Indonesia, yang patut dijaga dan dilestarikan oleh kita generasi berikutnya.

Dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :

1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita

2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan

3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan

4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain

5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa

Kesenian seperti ini harus tetap dipertahankan karena mengandung nilai sejarah yang sangat kental, Gembyung harus tetap dijaga karena ini merupakan ciri khas dari kota yang memiliki segudang keunikan yaitu Cirebon.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER

FACEBOOK

INSTAGRAM

YOUTUBE

Tari Topeng Malangan

Negara kita Indonesia tercinta ini merupakan salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya dari Sabang samapi Merauke. Oleh k...

Arsip Blog

Jumlah Pengunjung